
Transformasi Pasar Tradisional Jogja: Dari Tempat Belanja ke Pusat Bisnis Modern
- account_circle Kang Sofyan
- calendar_month 8/04/2025
- visibility 44
- comment 0 komentar
- label Berita
Yogyakarta – Di tengah dinamika zaman yang terus bergerak maju, wajah pasar tradisional di Kota Yogyakarta kini tengah mengalami perubahan besar. Tak lagi hanya dikenal sebagai tempat transaksi jual beli harian, pasar tradisional mulai diarahkan menjadi kawasan bisnis yang modern dan menarik untuk berbagai kalangan, termasuk generasi muda.
Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Mohammad Sofyan, menjadi salah satu tokoh yang mendorong kuat upaya revitalisasi ini. Menurutnya, pasar tradisional harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman agar tetap relevan dan diminati.
“Pasar tradisional perlu bertransformasi agar bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Kami ingin menjadikan pasar sebagai ruang bisnis yang hidup dan berkembang,” ujar Sofyan, Senin (7/4).
Upaya revitalisasi ini bukan sekadar mempercantik infrastruktur. Sofyan menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan juga menyentuh aspek fungsionalitas dan inovasi. Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, misalnya, telah melakukan langkah konkret dengan menjadikan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi yang lebih luas.
Saat ini, tiga pasar menjadi prioritas dalam program revitalisasi: Pasar Prawirotaman, Pasar Sentul, dan Pasar Terban. Harapannya, model pengembangan ini dapat diterapkan di seluruh pasar tradisional di Jogja.
Tak hanya soal fisik bangunan, Sofyan juga menyoroti pentingnya kestabilan harga bahan pokok. Ia mengapresiasi program-program inovatif seperti Warung Mrantasi dan Kios Segoro Amarto, yang merupakan hasil kolaborasi antara Disdag dengan distributor dan pedagang.

Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Mohammad Sofyan
“Dengan program ini, pasokan bahan pokok bisa tetap stabil, terutama menjelang momen penting seperti Idul Fitri. Masyarakat tidak perlu khawatir soal harga atau ketersediaan barang,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipatif menghadapi lonjakan harga, Disdag juga menggelar operasi pasar di empat titik utama: Pasar Beringharjo, Prawirotaman, Kranggan, dan Sentul. Tak hanya itu, pasar murah turut diadakan di 14 kemantren untuk memastikan harga bahan pokok tetap terjangkau.
“Kami optimistis, jika semua program ini berjalan dengan baik, maka pasar tradisional di Jogja tidak hanya menjadi tempat belanja yang nyaman, tetapi juga pusat bisnis yang modern dan inklusif,” pungkas Sofyan.