
Jogja dan Kota Ceko Bergandengan Tangan: Jalan Baru Menuju Panggung Wisata Dunia
- account_circle Kang Sofyan
- calendar_month 3/03/2025
- visibility 35
- comment 0 komentar
- label Berita
Yogyakarta – Kota Yogyakarta membuka babak baru dalam diplomasi internasional dengan menjalin kerja sama sister city bersama Kota Hluboka nad Vltavou dari Republik Ceko. Kolaborasi lintas benua ini bukan sekadar seremoni, tapi langkah strategis untuk membawa budaya, pariwisata, dan potensi lokal Jogja menuju panggung dunia.
Kemitraan ini secara resmi dimulai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, dan Wali Kota Hluboka, Tomas Jirsa, pada 20 Mei 2024. Guna memperkuat implementasinya, Komisi B DPRD Kota Yogyakarta langsung bergerak cepat. Pada Senin (3/3/2025), mereka menggelar audiensi dengan Bagian Perekonomian dan Kerja Sama Sekretariat Kota untuk mematangkan program nyata dari kerja sama ini.
Menurut Putut Purwandono, Plt. Kepala Bagian Perekonomian dan Kerja Sama Daerah, hubungan sister city ini diharapkan menjadi gerbang untuk menarik wisatawan mancanegara, memperluas pasar UMKM lokal, dan mempromosikan kampung-kampung wisata berbasis budaya. Ia menekankan bahwa diplomasi kota semacam ini adalah strategi penting untuk memperluas jaringan global Yogyakarta.

Komisi B audiensi dengan Bagian Perekonomian dan Kerjasama Sekretariat Kota Yogyakarta
Beberapa rencana konkret pun telah disusun: mulai dari peliputan media internasional, pertukaran budaya dan pelajar, hingga produksi materi promosi seperti buku panduan wisata, ensiklopedia kampung budaya, dan website khusus berbahasa Indonesia-Inggris. Materi ini akan didistribusikan melalui KBRI, hotel-hotel, dan jaringan kerja sama internasional.
Anggota Komisi B, Fajar Kurniawan, menyoroti pentingnya kerja sama ini dalam menghidupkan kembali Rumah Ceko di Dipowinatan yang sejak peresmiannya pada 2006 belum optimal memberi manfaat ekonomi. Ia berharap sinergi ini mampu mendorong 25 kampung wisata di Jogja agar lebih dikenal dan berdampak langsung bagi warga sekitar.
Sementara itu, I Dewa Putu Adhi Yogana, juga dari Komisi B, menekankan pentingnya pengemasan budaya secara kreatif. Salah satu gagasannya adalah mengajak mahasiswa pertukaran dari Ceko untuk tinggal di kampung budaya, belajar langsung, dan menjadi “duta” pariwisata saat kembali ke negara asal mereka.
Menutup rangkaian diskusi, anggota Komisi B lainnya, Oleg Yohan, menegaskan bahwa keberhasilan kerja sama ini terletak pada eksposur internasional. Ia mengusulkan agar video promosi tentang Yogyakarta ditayangkan di kanal televisi luar negeri serta memaksimalkan peran pemandu wisata lokal yang terlatih dan bersertifikat.
Melalui sinergi antarkota lintas negara ini, Yogyakarta menunjukkan komitmennya untuk tak hanya menjadi kota budaya, tetapi juga destinasi kelas dunia yang ramah, kaya makna, dan berdaya saing tinggi.